Conditional Sentence

Conditional Sentence

Type 1: Future Conditional Sentence

If + Subject + Verb 1/Verb-s/es

(Present Tense)

Subject + will + Verb 1

(Future Tense)

Subject + will + Verb 1

(Future Tense)

If + Subject + Verb 1/Verb-s/es

(Present Tense)

Contoh:
1. If I have time, I will go to Bali for summer holiday

  1. I will go to Bali for summer holiday, if I have time

Type 2: Present Conditional Sentence

If + Subject + Verb 2

(Past Tense)

Subject + Would + Verb 1

(Past Future Tense)

Subject + Would + Verb 1

(Past Future Tense)

If + Subject + Verb 2

(Past Tense)

Contoh:

  1. If I had time, I would go to Bali for summer Holiday
  2. I would go to Bali for summer holiday, if I had time

Type 3: Past Conditional Sentence

If + Subject + had + Verb 3

(Past Perfect Tense)

Subject + would/could/might + have + Verb 3

(Past Future Perfect Tense)

Subject + would/could/might + have + Verb 3

(Past Future Perfect Tense)

If + Subject + had + Verb 3

(Past Perfect Tense)

Adjective And Noun Clause

NOUN CLAUSE

Noun Clause adalah anak kalimat yang berfungsi sebagai kata benda. Karena itu, posisinya dalam kalimat juga sama dengan noun pada umumnya. Noun clause bisa berposisi sebagai Subject maupun Object kalimat. Ia juga bisa berposisi sebagai preposisi

  1. Noun Clause sebagai Subject
NOUN CLAUSE

(relative pronoun + S + V)

BE + COMPLEMENT
What you know is not the reality
That many people don’t like the story is not my problem
NOUN CLAUSE

(relative pronoun + S + V)

VERB COMPLEMENT
That you want to help me makes me happy
Who will come to you tonight will become your assistant in the future
  1. Noun Clause sebagai Object
SUBJECT + BE NOUN CLAUSE

(relative pronoun + S + V)

This is what I want you to do
Andri is very good at how to modify an old machine
SUBJECT + VERB NOUN CLAUSE

(relative pronoun + S + V)

Everyone likes how you speak English
I don’t know what you mean

ADJECTIVAL CLAUSE

Adjectival clause adalah anak kalimat yang berfungsi sebagai kata sifat. Karena itu, sebagai kata sifat, adjectival clause berfungsi mendeskripsikan atau menerangkan kata benda (noun) maupun kata ganti (pronoun). Adjectival clause bisa diletakkan di mana saja dalam kalimat, tergantung pada kata benda atau kata ganti yang diterangkan.

  1. Angga bought a car. The car cost fifty million rupiahs.
  2. Angga bought a car which cost fifty million rupiahs.

Note: Adjective clause dalam kalimat ini menjelaskan objek kalimat pertama,   yakni a car. Relative pronoun which berfungsi menggantikan subjek kalimat kedua, yakni the car.

  1. Andi is the man. We are going to recommend Andi for the job.
  2. Andi is the man whom we are going to recommend for the job.

Note: Adjective clause dalam kalimat ini menjelaskan kata benda the man pada kalimat pertama. Relative pronoun whom berfungsi menggantikan objek kalimat kedua, yakni Andi

  1. The dentist is with a child. The child’s teeth are causing some problems.
  2. The dentist is with a child whose teeth are causing some problems.

Note: Adjective clause dalam kalimat ini menjelaskan kata benda the child yang  menjadi objek preposisi apda kalimat pertama. Relative pronoun whose berfungsi menggantikan kepemilikan (possession) pada kalimat kedua, yakni the child’s.

Reference:

Tumijo, S.pd., M. Hum dan Drs. Slamet Riyanto, M.Pd. 2011. 99,99% Sukses TOEFL. Penerbit Pustaka Widyatama

Kejahatan Korporasi Kasus Pencucian Uang/Pembobolan Dana Nasabah Citibank

Setelah digegerkan oleh kasus Bank Century beberapa waktu lalu, kali ini Indonesia kembali digegerkan dengan pembobolan dana nasabah Citibank. Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri menahan tersangka Inong Malinda Dee berusia 47 tahun yang menjabat sebagai Senior Relationship Manager di Citibank, karena diduga melakukan tindak pidana perbankan dan pencucian uang dari uang nasabah yang dipegangnya. Dana nasabah itu lalu dialirkan ke berbagai rekening milik Malinda maupun perusahaan.

Salah satu perusahaan yang menerima aliran dana itu yakni PT Sarwahita Global Management. Pejabat Citibank yang diduga turut terlibat mendirikan PT Sarwahita Global Management (SGM) bersama Malinda Dee telah diberhentikan sementara waktu oleh pihak Citibank. Pejabat tersebut adalah Reniwaty Hamid.

Sementara itu, dua orang lainnya yang juga diduga turut mendirikan PT Sarwahita Global Management yakni Gesang Situmorang dan Dennis Roy Sangkilawang sudah tidak lagi menjadi pejabat Citibank. Gesang telah pensiun sementara Dennis telah mengundurkan diri. Polri menetapkan status saksi pada Reniwati Hamid dalam kasus pencucian uang dengan tersangka Malinda Dee. Polri mengaku masih fokus kepada Malinda dan belum membidik direksi PT Sarwahita lainnya.

Malinda dilaporkan oleh Citibank karena adanya pengaduan atau keluhan tiga nasabah bank tersebut yang kehilangan uang, sehingga total kerugian sementara yang di alami tiga nasabah sebesar Rp16,6 miliar. Wanita yang lahir di Pangkal Pinang pada 5 Juli 1965, sudah 20 tahun bekerja di bank milik Amerika Serikat dan telah tiga tahun melakukan aksi kejahatan perbankan tersebut. Citibank mengakui terbongkarnya dugaan kejahatan pembobolan dana nasabah oleh Malinda Dee bukan temuan audit internal perusahaan tapi laporan nasabah.

Direktur Kepatuhan Citibank Yesica Effendi menceritakan kronologi terbongkarnya kasus ini bermula pada 9 februari 2001 di mana seorang nasabah menanyakan kepada Malinda Dee tentang berkurangnya dana pada rekening oleh transaksi yang tidak dikenali.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengatakan modus yang dilakukan Malinda dengan sengaja telah melakukan pengaburan transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa “slip transfer”. Seorang “teller” Citibank yang berinisial D telah ditetapkan sebagai tersangka dan dua kepala “teller” Citibank Landmark yang berinisial W dan N sudah dimintai keterangan, sementara pihak-pihak yang diduga terlibat kasus ini juga terus dikejar. Sedangkan saksi-saksi yang telah diperiksa hingga kemarin ada 25 orang. Anton merinci saksi-saksi itu tiga orang nasabah Citibank yang melaporkan aksi Malinda ke bank, 18 karyawan Citibank, dan sisanya berasal dari PT Sarwahita Global Management.

Malinda mengatakan, Citibank telah menampung dana pencucian uang nasabah Malinda selama 10 tahun. Dan selama itu pula para atasan Malinda di Citibank cabang Landmark sangat mengetahui apa yang dilakukan Malinda terhadap uang nasabahnya. Pasalnya Malinda menjadi perpanjangan tangan nasabah untuk mencuci uang tabungan tersebut. Malinda akan menawarkan jasa lain dengan memindahkan rekening nasabah ke bisnis lain seperti asuransi dan produk Citibank lainnya.

Dari pencucian uang nasabah ke bisnis lain, nasabah akan mendapatkan keuntungan. Kartu identitas (KTP) lebih dari satu jadi sarana Malinda Dee melancarkan aksi penggelapan dana nasabah dan pencucian uang yang dipraktikkan di delapan bank dan dua perusahaan asuransi. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein mengatakan, pihaknya menemukan 28 transaksi mencurigakan dengan rekening atas nama Malinda Dee, tersangka penggelapan uang Citibank dan pencucian uang. Yunus Husein sebelumnya membenarkan ada mantan pejabat yang dikerjai Malinda. Namun, sang mantan pejabat yang kini telah pensiun itu tidak melapor ke polisi. Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo memilih merahasiakan identitas sang mantan pejabat itu.

Berdasarkan keterangan Polri, ada 3 nasabah Malinda yang menjadi korban. Mereka sudah menjalani pemeriksaan. Polri juga pernah menyampaikan total uang yang dikuras, untuk sementara mencapai Rp 17 miliar. Polri juga sudah menyita 4 mobil mewah dan rekening milik Malinda senilai Rp 11 miliar.

Malinda dijerat pasal pencucian uang dan penggelapan. Mobil mewah masing-masing mobil, Ferrari merah seri F430 Scuderria,  Mercedez Benz warna putih dengan seri E350 dua pintu  dan Ferrari merah bernopol B 125 Dee seri California dan telah dititipkan di Rumah Penitipan Barang Sitaan (Rupbasan). Mobil disita dari apartemen Pacific Place dan di Capital Residence, mungkin ada satu mobil yang dikejar yakni Alphard. Selain itu, diduga Malinda juga memiliki tiga unit apartemen salah satunya di SCBD. Baik mobil mewah dan apartemen milik Malinda dibeli secara kredit.

PELANGGARAN ETIKA BISNIS DALAM PERIKLANAN – Analisis Kasus pada Iklan Garuda Indonesia 2014

Definisi Iklan

Pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang sesuatu produk yang disampaikan melalui sesuatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Menurut Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang lewatnya pesan-pesan visual atau oral disampaikan kepada khalayak dengan maksud menginformasikan atau memengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi, atau untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi secara positif terhadap idea-idea, institusi-institusi atau pribadi-pribadi yang terlibat di dalam iklan tersebut. Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan kadang dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung). Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang, semua usia, golongan, suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis.

Menurut kamus Istilah Periklanan Indonesia, iklan adalah pesan komunikasi dari produsen/pemberi jasa kepada calon konsumen di media yang pemasangannya dilakukan atas dasar pembayaran. Periklanan adalah proses pembuatan dan penyampaian pesan yang dibayar dan disampaikan melalui sarana media massa yang bertujuan menunjuk kosumen untuk melakukan tindakan membeli/mengubah perilakunya.

Iklan adalah salah satu media promosi yang banyak digunakan oleh pihak Industri untuk mengenalkan produk-produk yang dihasilkannya kepada masyarakat luas. Iklan tersebut dapat dimuat di media elektronik seperti tv, radio, internet, dsb dan media cetak seperti koran, majalah, tabloid, dsb.

Keuntungan dari adanya iklan, yaitu:

  • Adanya informasi kepada konsumer akan keberadaan suatu produk dan “kemampuan” produk tersebut. Dengan demikian konsumer mempunyai hak untuk memilih produk yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
  • Adanya kompetisi sehingga dapat menekan harga jual produk kepada konsumen. Tanpa adanya iklan, berarti produk akan dijual dengan cara eksklusif  (kompetisisi sangat minimal) dan produsen bisa sangat berkuasa dalam menentukan harga jualnya.
  • Memberikan subsidi kepada media-massa sehingga masyarakat bisa menikmati media-massa dengan biaya rendah. Hampir seluruh media-massa “hidup” dari iklan (bukan dari penghasilannya atas distribusi media tersebut). Munculnya media-media gratis memperkuat fakta bahwa mereka bisa mencetak dan mendistribusikan media tersebut karena adanya penghasilan dari iklan.

ETIKA PARIWARA INDONESIA (EPI)

(Disepakati Organisasi Periklanan dan Media Massa, 2005). Berikut ini kutipan beberapa etika periklanan yang terdapat dalam kitab EPI.

Tata Krama Isi Iklan

Dari berbagai tata karma isi iklan, dalam hal ini yaitu Merendahkan dimana iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam iklan maskapai Garuda Indonesia, terlihat bahwa iklan ini menampilkan perbandingan antara produk dari pelayanan maskapai Garuda Indonesia dengan produk pelayanan dari maskapai lain yang bercirikan warna merah sebagai ciri khas maskapai tersebut. Dalam iklan tersebut dapat dilihat juga bahwa perbandingan tersebut secara tidak langsung bermaksud merendahkan produk pelayanan dari maskapai lain.  Meskipun strategi iklan yang dibuat oleh Garuda  Indonesia yang menampilkan bahwa kenyamanan dari konsumen menjadi tujuan utama yang dapat mereka berikan, namun dengan menyertakan dalam iklanya produk pesaing yang sejenis ini merupakan salah satu pelanggaran etika dalam beriklan. (Angga)

iklan garuda 1 garuda 2

Daftar Pustaka

http://indah-widjaya.mhs.narotama.ac.id/2013/11/18/etika-bisnis-periklanan/

http://dedewulan90.wordpress.com/2011/11/21/periklanan-dengan-menggunakan-etika-bisnis-grup/

http://sofia.mhs.narotama.ac.id/2012/12/27/etika-bisnis-periklanan/

Review Jurnal Etika Bisnis

Pengaruh Etika Bisnis Terhadap Kejahatan Korporasi dalam Lingkup Kejahatan Bisnis

Oleh : Elfina Lebrune S, Universitas Surabaya

Perkembangan korporasi pada permulaan jaman modern dipengaruhi oleh bisnis perdagangan yang sifatnya makin kompleks. Pertumbuhan korporasi di tanah air semakin meningkat dalam berbagai usaha. Berbagai produk dan jasa dihasilkan dalam jumlah besar, begitu pula ribuan dan bahkan jutaan orang terlibat dalam kegiatan korporasi. Dengan memasarkan produknya, maka korporasi sekaligus mempengaruhi dan ikut menentukan pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa, sebab dalam kenyataannya bukan produsen yang harus menyesuaikan permintaan konsumen, akan tetapi justru sebaliknya konsumen yang akan menyesuaikan kebutuhannya dengan produk – produk yang dihasilkan oleh korporasi. Perkembangan yang pesat dari korporasi ini terutama dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan masyarakat itu sendiri, yakni perkembangan masyarakat agraris ke masyarakat industri dan perdagangan (internasional) pada dasawarsa terakhir ini.

Pertumbuhan korporasi di tanah air semakin meningkat dalam berbagai usaha. Berbagai produk dan jasa dihasilkan dalam jumlah besar, begitu pula ribuan dan bahkan jutaan orang terlibat dalam kegiatan korporasi. Dengan memasarkan produknya, maka korporasi sekaligus mempengaruhi dan ikut menentukan pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa, sebab dalam kenyataannya bukan produsen yang harus menyesuaikan permintaan konsumen, akan tetapi justru sebaliknya konsumen yang akan menyesuaikan kebutuhannya dengan produk-produk yang dihasilkan oleh korporasi.

Indonesia saat ini dilanda kriminalitas kontemporer yang mengancam lingkungan hidup, sumber energi dan pola-pola kejahatan di bidang ekonomi seperti kejahatan Bank, kejahatan komputer, penipuan terhadap konsumen berupa barang-barang produksi kualitas rendah yang dikemas indah dan dijajakan lewat iklan besar-besaran dan berbagai pola kejahatan korporasi lainnya. Modus operandi yang digunakan untuk melakukan kejahatan tersebut dahulu tidak dikenal dan tidak pernah dipikirkan oleh para pelaku kejahatan, namun saat ini menjadi suatu “trend” modus kejahatan.

Kesimpulan:

Sektor korporasi yang mampu berperan positif bagi pembangunan nasional adalah sektor korporasi yang merupakan aset nasional dan bukan korporasi yang hanya menjadi beban dan parasit masyarakat. Kelompok sektor korporasi ini adalah kelompok yang patuh etika bisnis, misalnya patuh pada tata kelola korporasi yang baik, taat pada aturan main persaingan bisnis yang sehat, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain, peran positif terhadap pembangunan nasional ini menunjuk pada korporasi yang mampu mempraktekkan prinsip etika bisnis dan juga prinsip good corporate governance dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Perusahaan yang ingin mencatat sukses dalam bisnis membutuhkan 3 (tiga) hal pokok, yakni: produk yang baik dan bermutu, manajemen yang mulus dan etika. Produk yang baik serta manajemen yang mulus merupakan hal yang dapat dicapai dengan memanfaatkan seluruh perangkat ilmu dan teknologi modern, serta memakai ilmu ekonomi dan teori manajemen, sedangkan perhatian terhadap etika dalam bebrbisnis masih sangat minim atau dapat dikatakan tidak mendapatkan perhatian yang serius.

Pembaharuan hukum dapat menciptakan insentif atau dorongan bagi publik untuk ikut memperhatikan perilaku korporasi. Dalam hal ini, masyarakat sebagai stakeholder dari korporasi dapat pula menjadi sarana pengawasan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh korporasi.

Etika Bisnis Islami Dalam Praktek Bisnis Rasulullah

Oleh : Muhammad Saifullah, IAIN Walisongo Semarang

 Selama ini banyak orang memahami bisnis adalah bisnis, yaitu tujuan utamanya memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Hukum ekonomi klasik yang mengendalikan modal sekecil mungkin dan mengeruk keuntungan sebesar mungkin telah menjadikan para ‘pelaku bisnis’ menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan, mulai dari cara memperoleh bahan baku, bahan yang digunakan, tempat produksi, tenaga kerja, pengelolaannya, dan pemasarannya dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini tidak mengherankan jika para pelaku bisnis jarang memperhatikan tanggungjawab sosial dan mengabaikan etika bisnis.

Etika bisnis dalam studi Islam ini kajiannya lebih didasarkan pada Al-Qur’an. Padahal Muhammad dalam tinjauan sejarah dikenal sebagai pelaku bisnis yang sukses, sehingga kajian tentang etika bisnis perlu melihat perilaku bisnis Muhammad semasa hidupnya.

Kesimpulan dari jurnal tersebut ialah dapat ditemukan bahwa etika bisnis yang dimiliki Nabi Muhammad SAW adalah bersikap jujur, amanah, tepat dalam menimbang, menjauhi gharar, tidak menimbun barang, tidak melakukan al-ghab dan tadlis, dan saling menguntungkan antara penjual dan pembeli. Pola bisnis yang dipraktikan Nabi Muhammad SAW ini tentu perlu diadaptasi oleh para pebisnis di masa kini yang terkadang mudah keluar dari etika-etika seperti yang dipraktikan oleh Nabi SAW.

Etika Bisnis dan Keadilan Konsumen

Oleh : Rodhiyah

 Bisnis merupakan kegiatan ekonomis yang meliputi kegiatan tukar menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-mempekerjakan, dan interaksi manusiawi lainnya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau memaksimalkan keuntungan dan memaksimalkan kemakmuran.

Bisnis juga merupakan kegiatan antar manusia, dalam upaya mencari keuntungan bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi diadakan dalam interaksi, dan sebagai komunikasi sosial yang saling menguntungkan kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya. Jika di lihat dari kacamata ekonomis, bisnis yang baik adalah bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan maksimal, akan tetapi bisnis juga dilihat dari segi moral yaitu perilaku sesuai dengan norma-norma moral, suatu perbuatan dapat dinilai baik jika memenuhi standar etis, demikian juga tidak kalah pentingnya bahwa bisnis juga bisa dilihat dari kacamata hukum, yaitu “bisnis yang baik” yaitu bisnis yang patuh pada hukum.

Bisnis yang ber”etika” merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis itu sendiri, karena tujuan dari bisnis tidak hanya semata memaksimalkan keuntungan saja yang akan mengakibatkan timbulnya keadaan yang tidak etis tetapi juga harus memperhatikan lingkungan bisnis.

Kesimpulan :

Bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan atau norma-norma moral yang selalu harus diterima dalam masyarakat atau dalam pergaulan sosial. Keutamaan pebisnis meliputi : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan disamping keutamaan lain bagi pebisnis adalah keramahan, loyalitas, kehormatan dan rasa malu. Moralitas merupakan syarat yang harus diakui semua orang, jika ingin terjun dalam kegiatan bisnis.

Daftar Pustaka:

Click to access Saifullah-Etika_bisnis_Islami.pdf

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F%2Fejournal.undip.ac.id%2Findex.php%2Fforum%2Farticle%2Fdownload%2F3160%2F2836&ei=aTtOVNXYFMHN8gX9_IHYBQ&usg=AFQjCNHC5X7EX68eVzpSIbUrjZ4irJk__w&bvm=bv.77880786,d.dGc

Dampak Negatif Televisi Terhadap Berfikir dan Bernalar

    Minat membaca kian menurun seiring dengan perkembangan zaman di era milineum ini. Hal ini salah satunya bisa disebabkan oleh kemajuan di bidang tekonologi. Dengan menurunya minat membaca, itu juga bisa menyebabkan tingkat berpikir dan bernalar menurun. Penurunan tingkat berpikir dan bernalar ini karena menurut Indikator Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa hanya 18,94% penduduk Indonesia di atas usia 10 tahun yang mendapatkan informasi dengan membaca, terpaut jauh dengan yang mendapat informasi dari televisi yang mencapai 90.27%, demikian menurut siaran pers yang diterima Parent’s Guide (http://parentsguide.co.id/). Informasi melalui televisi umumnya tidak perlu untuk membaca, melainkan seseorang hanya perlu mendengar dalam menerima informasi tersebut. Penalaran sangat jarang dimaksimalkan ketika kita menerima informasi melalui televisi, karena televisi telah menampilkan gambaran visualisasi yang cukup jelas.

    Menurut Dr. Robert Friedland, dokter spesialis saraf dari Case Western University Hospital of Medicine, AS, menyebutkan bahwa penderita alzheimer (penyakit lupa kronis), dan penyakit pikun dapat diakibatkan oleh jarangnya mengisi waktu luang dengan aktivitas fisik atau mental yang bermanfaat, terlalu banyak didepan televisi atau komputer. Fakta menunjukkan, otak yang jarang diajak berpikir dan diberi stimulasi dapat menyebabkan penurunan fungsi otak yang lebih cepat, termasuk pula penurunan daya ingat yang berujung pada penyakit pikun (http://artikelbahasaindonesia.org/).

    Dalam kasus di atas terdapat dua akibat yang keduanya disebabkan oleh dampak negatif dari televisi. Berpikir dan bernalar dalam pemakaian sehari – hari, kata berpikir sering disamakan dengan bernalar atau berpikir secara diskursif dan kalkulatif. Menurut Sudarminta, sesungguhnya berpikir lebih luas dari sekedar bernalar (Basis 05 – 06, 2000 : 54). Seperti dikemukakan oleh Habermas, selain rasionalitas ilmiah – teknologis, masih ada rasionalitas tindakan komunikatif. Definisi yang paling umum dari berfikir adalah perkembangan ide dan konsep. Berfikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang kita inginkan. Ciri – ciri terutama dari berfikir adalah adanya abstraksi ( Purwanto, 1998:43). Abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda – benda, kejadian – kejadian, situasi – situasi yang mula – mula dihadapi sebagai kenyataan. Berfikir merupakan daya yang paling utama serta merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dan hewan (http://viecenut.blogspot.com/)

    Menurut Poespoprodjo dan Gilarso (1985:8) penalaran adalah suatu penjelasan yang menunjukan kaitan antara dua hal atau lebih yang berdasarkan alasan dan langkah tertentu dengan tujuan untuk mencapai simpulan. Adapun menurut Shurter dan Pierce (1966:91) mengungkapkan bahwa penalaran adalah suatu proses pencapaian simpulan yang logis berdasarkan relevansi anatara fakta dan tindakan. Dengan demikian, berdasarkan konsep tersebut dalam penalaran terkandung factor logika, alur berpikir tertentu, fakta, tujuan tertentu dan sifat analistis. Oleh sebab itu, Suriasumantri (1985:43) menegasakan cirri utama penalaran adalah dalam proses berpikir logis dan analistis (http://riantiriri10.blogspot.com/). Sebagai contoh, kita tahu bahwa semua pohon semangka di kebun kita adalah semangka yang disediakan di ruang makan itu diambil dari kebun kita (http://kulpulan-materi.blogspot.com/).

    Logika atau berpikir logis merupakan salah satu ciri manusia berpikir, setiap bahasa yang diutarakannya didasarkan pada logika yang benar. Sederhananya, logika tergantung cara kita mengambil kesimpulan yang berpangkal pada penalaran. Adapun penalaran merupakan proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan. Tujuannya supaya segala sesuatu yang dipikirkan dapat diluruskan, sehingga menghasilkan ketepatan berpikir. Manusia melakukan aktivitas berpikir karena memiliki wawasan dan pengetahuan.

    Dari hal tersebut kita dapat mengetahui apa perbedaan dari kegiatan berpikir dan bernalar. Keduanya terjadi secara bersamaan ketika kita melakukan komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Jadi ketika seseorang berpikir dan bernalar maka baik pula kegiatan komunikasi yang dilakukannya. Sebaliknya seseorang yang sering menonton televisi tanpa batas waktu yang akan memberikan dampak negatif, dapat dikatakan seseorang tersebut kurang baik dalam melakukan komunikasi. Memang berkomunikasi terlihat mudah, namum berkomunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

 

Sabtu, 18/01/2014

1. Apa yang mempengaruhi dan alasan memutuskan untuk membeli suatu barang?

Jawab: – Harga; – Trend; – Kualitas; – Manfaat/kegunaan

(Harga) Karena, ketika suatu produk dengan kualitas yang dimiliki harus sesuai dengan harga yang diberikan. Namun tinggi/rendahnya harga tetap menjadi pertimbangan dalam keputusan membeli.

(Trend) Karena zaman/kehidupan terus berkembang. Sebagai manusia kita dapat dikatakan perlu mengikuti perkembangan zaman, karena kita tidak boleh berjalan di tempat saja, tidak boleh termakan oleh waktu. Manusia perlu dinamis agar dapat mencapai tujuan hidupnya. Maka dari itu trend mempengaruhi pembelian suatu barang dengan segala fungsi yang dimilikinya.

(Kualitas) Karena kualitas dapat mempengaruhi terhadap pembelian suatu barang dengan kualitas yang buruk tidak akan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut.

(Manfaat) Karena dilihat dari berbagai macam produk dipasaran yang melimpah saya sebagai salah satu konsumen yang pintar selalu membeli produk yang sesuai dengan manfaat yang dapat digunakan oleh saya.

2. Bagaiman pendapat anda terhadap perilaku konsumen di Jabodetabek khususnya kota Depok

Jawab: Saya sejujurnya bukan merupakan warga depok. Jika menurut pandangan saya, perilaku konsumen warga depok sudah menunjukan sesuatu kemajuan yang baik. Depok kota yang terus berkembang dengan pesat, ini dapat dilihat dari sudah munculnya perilaku konsumen yang meningkat dalam hal perputaran uang pada saat melakukan pembelian. Faktor lain yang mempengaruhi ialah, pembangunan tempat pembelanjaan seperti mall menunjukan bahwa perilaku konsumen warga depok telah sangat meningkat.  Warga depok berperilaku konsumen sewajar-wajarnya tidak menunjukan sifat hedonisme.

PEMANFAATAN EVENT/EVENT SPONSORSHIP DAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI ALAT PROMOSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP AWARNESS PADA PRODUK SHAMPOO CLEAR

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat menjangkau pasar yang menjadi targetnya dengan seefektif mungkin. Dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif, dipastikan perlu dilengkapi dengan alat-alat pemasaran yang paling tepat bagi perusahaan. Alat-alat yang paling tepat untuk membantu penyusunan strategi pemasaran tersebut disebut dengan bauran pemasaran.

Menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutip oleh  Ratih Hurriyati (2005:28) pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut:“Bauran pemasaran adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat di kontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Mc Jerome Mc-Carthy (2004)merumuskan empat variabel yang menjadi parameter pasar pembauran yakni ‘komponen 4 P’ meliputi produk (product), harga (price),tempat (place) dan promosi (promotion).Keseluruh klasifikasi tersebut tidak menjamin bahwa perusahaan sudah mampu dapat mencapai pasar sasaranya yang dituju. Dengan begitu komunikasi yang efektif tetap perlu dilakukan antara perusahaan dengan konsumennya.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil menghasilkan kebersamaan, kesepahaman antar sumber, dengan penerimanya(Schramm). Salah satu dari alat bauran pemasaran yang merupakan sarana atau alat perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya melalui promosi. Disebut demikian karena menurut Fandi Tjiptono (1997:219) pada hakekatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan mengingatkan  pasar sasasran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada pada produk perusahaan yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut (Saladin).

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi. Salah satunya dengan membuat event atau sebagai event sponsorship yang sesuai dengan target pasar. Merencanakan sebuah event juga perlu dilakukan dengan pendekatan komunikasi yang efektif agar dapat menjaring masyarakat yang tertarik terhadapat event tersebut. Komunikasi yang efektif tidak serta merta harus dilakukan dengan cara tatap muka. Saat ini teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Kemajuan tersebut telah memberikan begitu banyak kemudahan yang memungkinkan setiap orang dapat berkomunikasi ke segala penjuru nusantara bahkan dunia tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.. Salah satu media komunikasi yang berkembang pesat adalah media sosial.

Media sosial telah menjadi trend dalam berkomunikasi. Menurut AHLI TTG MeDIA SOSIALxxxxxxxxxxxxxx. Dengan media sosial informasi dapat disebarkan  secara cepat kepada pengguna internet dalam jumlah yang besar. Contoh dari media sosial yang berkembang di Indonesia saat ini di antaranya : Twitter, Facebook, Youtube, dll.

Shampoo Clear Men yang diporduksi oleh PT. Unilever Indonesia yang mempromotori hadirnya sebuah event yang mengajak untuk mendatangkan pelatih Manchester United adalah salah satu cara yang unik dalam mendukung di bidang olahraga sepak bola Indonesia.

 

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Penulis merumuskan rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut:

  • Bagaimanakah cara Shampoo Clear yang diproduksi PT.Unilever Indonesia memberikan awareness dengan menggunakan media sosial dan adakah pengaruh media sosial terhadap awareness dari Shampo Clear?
  • Bagaimanakah cara Shampoo Clear yang diproduksi PT. Unilever Indonesia memberikan awareness dengan mengadakan event dan adakah pengaruh terhadap awarenessdari Shampoo clear?

 

1.2.2 Batasan Masalah

Penulis membatasi pembahasan masalah pada penulisan ini antara lain:

Bentuk promosi yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia dengan produknya Shampo Clear adalah mengadakan event yaitu berupa serangkain acara yang dikampanyekan kepada masyarakat agar turut mendukung terselenggaranya acara Mendatangkan Pelatih Manchester United dalam rangka mendukung kemajuan dibidang olahraga sepak bola di Indonesia. Adapun  Media sosial yang digunakan :

  • Facebook
  • Twitter

 

1.3 Tujuan Penelitan

Tujuan dari penelitian ilmiah ini antara lain:

  • Untuk mengetahui bagaimana cara PT. Unilever Indonesia dengan Produk Shampoo Clear memberi awarness kepada masyarakt dengan media sosial.
  • Untuk mengetahui adakah pengaruh media sosial terhadapa peningkatan awarness produk Shampoo Clear
  • Untuk mengetahui bagaimana cara PT. Unilever Indonesia dengan produknya Shampoo Clear memberi awernaess kepada masyarakat dengan mengadakan event
  • Untuk mengetahui adakah pengaruh event terhadap peningkatan awarness terhadap produk Shampoo Clear

 

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1Manfaat Akademis

Memberikan manfaat bagi penulis untuk mengetahui bagaimana cara yang baik dalam menggunakan media sosial secara online dan mengadakan event sponsorship yang bermanfaat dan mengaplikasikannya di perkulihaan

 

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan manfaat bagi pembaca sebagai referensi informasi yang dapat menambah pengetahuan dan wawawsan mengenaik media sosial dan event sponsorship dalam bentuk komunikasi pemasran untuk mempraktekan didunia bisnis.

 

1.5. Metode Penelitian

1.5.1 Objek penelitian

Objek penulisan ilmiah ini adaalah sebuah usaha untuk meningkatkan awareness produk Shampoo clear yang diproduksi PT. Unilever Indonesia

 

 

1.5.2. Data

Penulis mengambil data dalam penulisan ilmiah ini berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah suatu pengumpulan data informasi langsung dengan memberikan kuesioner, sedangkan data sekunder adalah suatu pengumpulan data informasi tidak langsung pada sumbernya, melainkan melalu media untuk mencari data yang relevan dengan pembahasan

 

1.5.3 Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penulisan ilmiah ini atanra lain menggunakan data primer dan data sekunder, adapun cara yang dlikakukan yaitu:

  • Kuesioner

Membuat pertanyaan dengan memberikan kepada responden secara langsung dengan masyarakat yang menjadi populasi

 

1.5.4. Alat Analisis yang Digunakan

Alat analisi yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah dengan menggunakan alat analisisi kualitatf yaitu suatu metode analisis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan serta informasi dari objek yang diamati (SLAH)

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Promosi

Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tinakah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut, “Saladin (2002:123)”.

Promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual,Kotler dan Keller (2009 :510).

Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka  atau memperoleh suatu respon, Lamb dkk (2001: 146)

 

2.1.1. Tujuan Promosi

Menurut Saladin (2001:126) menjelaskan bahwa kegiatan promosi memiliki tujuan yaitu :

  1. Tingkat kesadaran, denganmenampilkanmanfaatproduk, perusahaanmenyadarkankonsumenakankebutuhan yang harusdipenuhi.
  2. Tertarik, denganmenampilkanspesifikasiprodukdancitraperusahaan, perusahaanberusahauntukmembuatkonsumentertarikpadaproduk yang ditawarkan.
  3. Ingin, denganmenampilkankeunggulanprodukdibandingpesaing, perusahaanberusahauntukmenimbulkankeinginanpadakonsumenuntukmencobaproduktersebut.
  4. Tindakan, denganmenginformasikanspesifikasiproduk, menampilakancitraperusahaan, manfaatdankeunggulanproduk, perusahaanberusahauntukmenyakinkankonsumen, untukmelakukanpembelianproduknyasekarang.

Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.

2.1.3. Media Sosial

Mediasosialmerupakan media informasi yang teramatkuat, duniatanpabatas, duniatempatsemuainformasibisatersebardalamdimensi yang tidakdibatasiolehruang, waktu, status pendidikanmaupun strata sosial.Siapa pun bolehambilbagiandalammengekspresikanimajinasidankreasimerekamasing-masing.Media sosialmemungkinkansiapasajamampumenjangkauorangbanyaksertamendapatdukuganterhadapsatuisu yang sedangmerekaperjuangkan.Media inijugamemudahkansatukomunitasataulembaganirlabauntukmenyebarkanpesansosialkejaringanmerekamasing-masing (Mieke, 2013).

Media sosial (social media) telahmenjadibagiandarikehidupanmanusia modern saatini.Diperkirakan, yang akanmenjaditrenadalah S3, yakni Social, share, and Speed. “Social” adalahbagaimanaseseorangterhubungdenganoranglaindansalingberbagi. “Share” adalahbagaimanaseseorangmembagikanpengalamannyakepadaoranglain, melaluiteks, foto, video, apa pun itu, melaluijejaringsosial. “Speed” adalahbagaimanajejaringsosialbisamemberikaninformasi yang sangatcepat, melebihikecepatanwartawanmenulisberita. (Kompas, 26 Desember 2011).

   Per definisi, media sosialadalahsebuah media online tempatparapenggunabisadenganmudahberpartisipasi, berbagi, danmenciptakanisimeliputi blog, jejaringsosial, wiki, forum, dandunia virtual. Blog, wiki, jejaringsosialutamanyafacebookdan twitter merupakanbentuk media sosial yang paling umumdigunakanolehmasyarakatdiseluruhdunia

   Media sosialmengajaksiapasaja yang tertarikuntukberpartisipasidenganmemberikontribusidanfeedback secaraterbuka, memberikomentar, sertamambagiinformasidalamwaktu yang cepatdantakterbatas.(Wikipedia).(Romli, 2012).

 

2.1.3.1 Media Facebook

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook).

 

2.1.3.2. Media Twitter

Twitter adalahsebuah situs web yang dimilikidandioperasikanoleh Twitter Inc, yang menawarkan jejaringsosial berupa mikroblog sehingga memungkinkanpenggunanyauntukmengirimdanmembacapesan yang disebutkicauan (tweets). Kicauanadalahtekstulisanhingga 140 karakter yang ditampilkanpadahalamanprofilpengguna.Kicauanbisadilihatsecaraluar, namunpengirimdapatmembatasipengirimanpesankedaftarteman-temanmerekasaja.Penggunadapatmelihatkicauanpenulislain yang dikenaldengansebutan follower. Sejakdibentukpadatahun 2006 oleh Jack Dorsey, Twitter telahmendapatkanpopularitasdiseluruhduniadansaatinimemilikilebihdari 100 jutapengguna (http://id.wikipedia.org/wiki/Twitter).

 

2.1.4. Event

Event didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat , budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang di selenggarakan pada waktu tertentu.

Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002):“Special Event are that phenomenon arising from those non-routine occasion witch have leisure, cultural, personal or organizational objectives set apart from the normal activity of daily life, whose purpose is to enlighten, celebrate, entertain or challenge the experience of a group of people.”

Definisi ini dapat diartikan bahwa special event adalah bahwa fenomena yang timbul dari orang-orang yang memiliki waktu luang, tujuan budaya, pribadi atau organisasi terpisah dari aktivitas normal dari kehidupan sehari-hari, yang tujuannya adalah untuk mencerahkan, merayakan, menghibur atau menantang pengalaman sekelompok orang.

Getz (2002) mengemukakan pendapatnya berdasarkan pengalaman peserta pada kegiatan yang berlangsung : “to the customer….. A special events is an opportunity for leisure, social or cultural experience outside the normal range of choices beyond everyday experience.”Hal di samping diartikan: Untuk pelanggan ….. Sebuah acara khusus adalah kesempatan untuk rekreasi, sosial atau pengalaman budaya di luar kisaran normal dari pilihan di luar pengalaman sehari-hari.

Defisini ini memiliki beberapa keunggulan, karena adanya beberapa unsur/organisasi dari luar yang ikut serta dalam beberapa kegiatan .

2.1.4.1. Tujuan Event

Menurut Tom Duncan (2003:74), tujuan diadakannya event adalah :

  1. Mempengaruhikhalayaksasaran
  2. Mengasosiasikansebuahmerekdengansuatukegiatan, gayahidup, atauindividutertentu.
  3. Menjangkau target sasaran yang lebihluas
  4. Meningkatkankesadaranmasyarakatterhadapmerek, produk, atauperusahaan
  5. Mempublikasikansebuahmerek, produk, atauperusahaan yang nantinyaakanmeningkatkanpengetahuankhalayak.

Menurut Rosadi Ruslan (2003:105), Tujuan dari diadakannya suatu event adalah :

  1. Awareness, meningkatkanpengetahuankhalayakterhadapperusahaan
  2. Memperolehpublikasi yang positifmelaluikomunikasitimbalbalik
  3. Menunjukkanniatbaikdariperusahaanatauproduk yang diwakilinyadansekaligusmemberikancitrapositifpadamasyarakatsebagaipubliksasarannya
  4. Mempertahankanpenerimaanmasyarakat.
  5. Memperolehrekananbarumelalui event yang dirancangsecaramenarikdankreatif.

Suatu event diadakan karena ada beberapa fungsi yang dapat dimanfaatkan perusahaan. Rosady Ruslan mengemukakannya sebagai berikut :

  1. Memberikaninformasisecaralangsung (tatapmuka) danmendapatkantimbalbalik yang positifdaripubliknya.
  2. Menjadi media komunikasisekaligusmendapatkanpublikasisehinggapadaakhirnyapubliksebagai target sasaranakanmemperolehpengenalan, pengetahuan, danpengartianmendalam. Dari event tersebutjugadiharapkanakanterciptacitrapositifperusahaanatauproduk yang diwakilinya.

Berdasarkan tujuan event di atas, dikaitkan dengan penelitian maka peneliti menarik kesimpulan bahwa tujuan dan fungsi event sejalan dengan tujuan penelitian. Didalam penelitian ini, event merupakan sebuah mediator untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap perusahaan sponsor tersebut

Review buku 10 Investasi Paling Gampang dan Paling Aman

Ini adalah buku yang sangat berguna bagi masyarakat yang tertarik dalam hal investasi. Banyak tawaran investasi yang ujung-ujungnya penipuan akhir-akhir ini. Masyarakat harus di himbau dan diberi pengetahuanselektif memilih jenis invesatasi yang ditawarkan. Di tahun-tahun sekarang dan masa datang berinvestasi merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Peredaran uang dipasar sekarang mungkin nilainya lebih besar dari pada nilai investasi yang kita tanamkan dalam bentuk saham. Namun tiap tahun nilai dari uang tersebut selalu turun, ini berbanding terbalik dengan nilai saham yang tiap tahunnya selalu meningkat. Oleh karena ini, dalam buku ini kita diberi pengetahuan mengenai 10 investasi yang paling gampang dan paling aman. Didalam buku ini juga mengajarkan kita bawha menghitung keuntungan dan manfaat dari ke-sepuluhnya itu tidak sulit seperti apa yang kita bayangkan sebelumnya. KIta diberikan contoh kasus disetiap penjelasan untuk tiap-tiap jenis investasi. Jadi ini membuat kita mudah untuk memahami.

Sedikit curahan yang saya rasakan ini adalah setelah saya baca seluruh isi dari buku tersebut. Pandangan saya terbuka dan pengetahuan saya bertambah dalam hal investasi bentuk emas, saham dan valas. Ketiga bentuk investasi tersebut menarik perhatian saya, karena cukup menguntungkan berinvestasi di ketiga jenis investasi tersebut.

Keputusan Pembelian dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Definisi Keputusan Pembelian
   Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian
Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:
Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.
Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
   Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.
Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang dibeli.
Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang sesuai dengan pembeli.

   Faktor-Faktor yang mmpengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:
     1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.
Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.
Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.

   2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
a. Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
b. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
c. Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.

   3. Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a. Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatan tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan telepon selular yang dapat menujang berbagai kegiatan bisnis mereka.
d. Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160). Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya.

   4. Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Setiap persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek yang sama dalam benak setiap konsumen berbeda-beda karena adanya tiga proses persepsi yaitu:
Perhatian selektif
Perhatian selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan atas berbagai informasi yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen dan memberikan sebuah rangsangan nama yang akan diperhatikan orang. Hal ini disebabkan karena orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhnnya saat ini, memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi dan lebih memerhatikan rangsangan yang memiliki deviasi besar terhadapa ukuran rangsangan normal seperti, orang cenderung akan memperhatikan iklan yang menawarkan potongan dan bonus sebesar rp.100.000 ketimbang iklan komputer yang hanya memberikan bonus atau potongan yang bernilai rp.50.000
Distorsi Selektif
Distorsi selektif merupakan proses pembentukan persepsi yang dimana pemasar tidak dapat berbuat banyak terhadap distorsi tersebut. Hal ini karena distorsi selektif merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi yang didapat dengan cara yang akan mendukung pra konsepsi konsumen.

Ingatan Selektif
Orang akan banya melupakan banyak hal yang merek pelajari namun cenderung akan senantiasa mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan mengingat hal-hal baik yang yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang disbutkan tentang produk yang bersaing.
c. Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek. Cotohnya, konsumen yang pernah membeli komputer merek IBM yang mendapatkan pengalaman menyenangkan dan persepsi yang positif akan mengasumsikan bahwa merek IBM merupakan merek komputer yang terbaik, ketika konsumen akan membeli printer merek IBM mungkin konsumen juga berasumsi hal yang sama bahwa IBM menghasilkan printer yang baik.
d. Keyakinan dan Sikap
Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Contohnya studi tentang keyakinan merek yang menemukan bahwa konsumen sama-sama menyukai Diet Coke dan Diet Pepsi ketika mencicipi keduanya dalam tanpa merek. Tetapi, ketika mencicipi Diet yang diberi tahu mereknya, konsumen memilih diet Coke 65% dan Diet Pepsi 23%. Dalam contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap suatu objek atau gagasan tertentu.(David Kreh, dalam Kotler 2003:219).

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/10/pengertian-keputusan-pembelian-konsumen.html
http://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/2009/10/31/fktr-pngarh-kep-pmblian/